Sabtu, 11 Juni 2016

Penjelasan Lengkap Tentang UNESCO



 Latar Belakang dibentuk UNESCO, Pengertian, Tujuan ,Dasar Kepribadian UNESCO, dan Anggota UNESCO



PENGERTIAN UNESCO
 
UNESCO (The United Nations Educational Scientific and Cultural Organization) merupakan suatu badan organisasi PBB yang bertanggung jawab dalam mempromosikan perdamaian, keadilan sosial, HAM dan keamanan internasional yang bekerja sama dengan dunia pendidikan internasional, program ilmu pengetahuan dan budaya. UNESCO bermarkas di Paris, Prancis dan memiliki lebih dari 50 kantor yang tersebar di seluruh dunia.

Perkembangan UNESCO dimulai pada tahun 1942 dimana pada saat itu Perang Dunia II bergejolak. Hal ini dimulai saat beberapa pemerintahan di Eropa bertemu di Inggris untuk menghadiri pertemuan CAME (Conference of Allied Ministers of Education). Pada konferensi tersebut, para pemimpin dari negara-negara peserta mengusulkan cara untuk merekonstruksi pendidikan di seluruh dunia setelah Perang Dunia II selesai.

Usulan yang dihasilkan pada saat konferensi difokuskan pada konferensi berikutnya yang diadakan di London mulai dari tanggal 1 November hingga 16 November 1945 untuk membentuk sebuah organisasi pendidikan dan kebudayaan. Pada saat konferensi dimulai tahun 1945, tidak lama setelah PPB berdiri, 44 negara peserta memutuskan untuk mendirikan sebuah organisasi yang bertujuan untuk mempromosikan budaya perdamaian, membentuk solidaritas intelektual dan moral umat manusia dan mencegah perang dunia lainnya.

Ketika konferensi berakhir pada tanggal 16 November 1945, 37 negara peserta mendirikan UNESCO dengan Konstitusi UNESCO yang mulai berlaku dari tanggal 4 November 1946 setelah diratifikasi. Konferensi Umum UNESCO pertama diadakan di Paris pada tanggal 19 November-10 Desember 1946 yang diikuti 30 negara peserta. Sejak saat itu, UNESCO berkembang sangat signifikan di seluruh dunia dan jumlah negara berpartisipasi menjadi anggota juga bertambah menjadi 195 negara (termasuk 193 negara anggota PBB kecuali Liechtenstein) dan 9 negara anggota asosiasi (negara non-independen) yaitu Anguilla, Aruba, British Virgin Island, Cayman Island, Curacao, Faroes, Macao (China), Sint Maarten dan Tokelau.


UNESCO memiliki lima program utama yaitu Pendidikan, Ilmu Alam dan Pengelolaan Sumber Daya Bumi, Ilmu Sosial dan Manusia, Budaya serta Komunikasi dan Informasi. Program Pendidikan meliputi pendidikan dasar untuk semua dengan penekanan pada keaksaraan, pencegahan HIV/AIDS dan pelatihan guru di sub-Sahara Afrika, meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh dunia serta pendidikan menengah, pendidikan teknologi dan pendidikan tinggi. Program Ilmu Alam dan Pengelolaan Sumber Daya Bumi meliputi perlindungan terhadap air dan kualitasnya, perlindungan terhadap laut, mempromosikan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan teknik untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan di negara-negara maju dan berkembang, pengelolaan sumber daya dan kesiapsiagaan bencana. Program Ilmu Sosial dan manusia meliputi kegiatan mengenai isu-isu global seperti memerangi diskriminasi dan rasisme serta mempromosikan Hak Azasi Manusia. Program Budaya meliputi promosi tentang budaya termasuk pemeliharaan keanekaragaman budaya serta perlindungan warisan budaya. Program yangn terakhir yaitu Komunikasi dan Informasi yang meliputi kebebasan memberikan berkreasi melalui kata-kata dan gambar untuk membangun komunitas di seluruh dunia agar saling berbagi pengetahuan dan memberdayakan masyarakat melalui akses informasi dan pengetahuan tentang studi yang berbeda. 

Salah satu tema khusus UNESCO adalah Pusat Warisan Dunia yang mengidentifikasi budaya, alam dan situs-situs yang harus dilindungi dalam upaya mempromosikan pemeliharaan warisan budaya seperti Candi Borobudur (Indonesia), Patung Liberty (AS), Gedung Opera Sydney (Australia), Kota Yerusalem (Israel), Angkor Wat (Kamboja), Abu Simbel (Mesir) dan masih banyak lagi situs warisan dunia yang tercatat di UNESCO.


A.      LATAR BELKANG
Pada awal 1942, dalam masa perang, pemerintah negara-negara Eropa, yang menghadapi Nazi Jerman dan sekutunya, bertemu di Inggris untuk Konferensi Menteri Sekutu Pendidikan (DATANG). Perang Dunia II masih jauh dari selesai, namun negara-negara sedang mencari cara dan sarana untuk merekonstruksi sistem pendidikan mereka sekali perdamaian dipulihkan. Sangat cepat, proyek ini mendapatkan momentum dan segera mengambil catatan universal. Pemerintah baru, termasuk dari Amerika Serikat, memutuskan untuk bergabung masuk
Atas usul CAME, sebuah Konferensi PBB untuk pembentukan sebuah organisasi pendidikan dan kebudayaan (ECO / CONF) diselenggarakan di London dari 01-16 November 1945. Sangat ketakutan perang berakhir ketika konferensi dibuka. Ini berkumpul bersama wakil dari empat puluh empat negara yang memutuskan untuk membuat sebuah organisasi yang akan mewujudkan suatu budaya dari perdamaian. Di mata mereka, organisasi baru harus menetapkan "solidaritas intelektual dan moral umat manusia" dan, dengan demikian, mencegah pecahnya perang dunia lain.
Pada akhir konferensi, tiga puluh tujuh negara mendirikan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Budaya. Para konstitusi UNESCO, yang ditandatangani pada tanggal 16 November 1945, mulai berlaku pada tanggal 4 November 1946 setelah ratifikasi oleh dua puluh negara: Australia, Brasil, Kanada, Cina, Cekoslowakia, Denmark, Republik Dominika, Mesir, Perancis, Yunani, India, Lebanon, Meksiko , Selandia Baru, Norwegia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris dan Amerika Serikat. Sesi pertama dari Konferensi Umum UNESCO diadakan di Paris dari 19 November - 10 Desember 1946 dengan partisipasi wakil-wakil dari 30 pemerintah berhak memilih.
Pembagian politik Perang Dunia II ditandai komposisi negara anggota pendiri UNESCO. Ia tidak sampai 1951 bahwa Jepang dan Republik Federal Jerman menjadi Anggota, dan Spanyol telah diterima pada tahun 1953. Faktor-faktor lain sejarah besar, seperti Perang Dingin, proses dekolonisasi dan pembubaran Uni Soviet, juga meninggalkan jejak mereka di UNESCO. Uni Soviet bergabung dengan UNESCO pada tahun 1954 dan digantikan oleh Federasi Rusia pada tahun 1992 bersama 12 republik Soviet. Sembilan belas negara Afrika menjadi anggota pada tahun 1960.
Sebagai konsekuensi dari masuknya ke PBB, Republik Rakyat Cina telah satunya wakil sah Cina di UNESCO sejak tahun 1971. Republik Demokrasi Jerman adalah Anggota 1972-1990, ketika bergabung dengan Republik Federal Jerman.
Beberapa negara menarik diri dari Organisasi untuk alasan politik pada berbagai titik dalam waktu, tetapi mereka memiliki hari ini semua kembali bergabung dengan UNESCO. Afrika Selatan tidak hadir 1957-1994, Amerika Serikat antara tahun 1985 sampai 2003, Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia Utara 1986-1997 dan Singapura 1986-2007.

   Empat Pilar Pembelajaran UNESCOUntuk menghadapi dan menyesuaikan diri dengan tuntutan perkembangan dunia yang sangat cepat, Unesco (Nana Syaodih Sukmadinata, 2005) merumuskan empat pilar belajar, yaitu: belajar mengetahui (learning to know), belajar berkarya (learning to do), belajar hidup bersama (learning to live together), dan belajar berkembang secara utuh (learning to be).


1. Belajar mengetahui (learning to know)

Belajar mengetahui berkenaan dengan perolehan, penguasaan dan pemanfaatan informasi. Dewasa ini terdapat ledakan informasi dan pengetahuan. Hal itu bukan saja disebabkan karena adanya perkembangan yang sangat cepat dalam bidang ilmu dan teknologi, tetapi juga karena perkembangan teknologi yang sangat cepat, terutama dalam bidang elektronika, memungkinkan sejumlah besar informasi dan pengetahuan tersimpan, bisa diperoleh dan disebarkan secara cepat dan hampir menjangkau seluruh planet bumi. Belajar mengetahui merupakan kegiatan untuk memperoleh, memperdalam dan memanfaatkan pengetetahuan.
Learning to know dapat dilakukan dengan berbagai upaya perolehan pengetahuan, yaitu antara lain :
• Sekolah
• Membaca,
• Mengakses internet,
• Bertanya,
• Mengikuti kuliah,
• Mengikuti seminar, dll.

Pengetahuan dikuasai melalui hafalan, tanya-jawab, diskusi, latihan pemecahan masalah, penerapan, dll. Pengetahuan dimanfaatkan untuk mencapai berbagai tujuan: memperluas wawasan, meningkatakan kemampuan, memecahkan masalah, belajar lebih lanjut, dll.
Jacques Delors (1996), sebagai ketua komisi penyusun Learning the Treasure Within, menegaskan adanya dua manfaat pengetahuan, yaitu pengetahuan sebagai alat (mean) dan pengetahuan sebagai hasil (end). Sebagai alat, pengetahuan digunakan untuk pencapaian berbagai tujuan, seperti: memahami lingkungan, hidup layak sesuai kondisi lingkungan, pengembangan keterampilan bekerja, berkomunikasi. Sebagai hasil, pengetahuan mereka dasar bagi kepuasaan memahami, mengetahui dan menemukan.
Pengetahuan terus berkembang, setiap saat ditemukan pengetahuan baru. Oleh karena itu belajar mengetahui harus terus dilakukan, bahkan ditingkatkan menjadi knowing much (berusaha tahu banyak).

2. Belajar berkarya (learning to do)

Agar mampu menyesuaikan diri dan beradaptasi dalam masyarakat yang berkembang sangat cepat, maka individu perlu belajar berkarya. Belajar berkarya berhubungan erat dengan belajar mengetahui, sebab pengetahuan mendasari perbuatan. Dalam konsep komisi Unesco, belajar berkarya ini mempunyai makna khusus, yaitu dalam kaitan dengan vokasional. Belajar berkarya adalah balajar atau berlatih menguasai keterampilan dan kompetensi kerja. Sejalan dengan tuntutan perkembangan industri dan perusahaan, maka keterampilan dan kompetisi kerja ini, juga berkembang semakin tinggi, tidak hanya pada tingkat keterampilan, kompetensi teknis atau operasional, tetapi sampai dengan kompetensi profesional. Karena tuntutan pekerjaan didunia industri dan perusahaan terus meningkat, maka individu yang akan memasuki dan/atau telah masuk di dunia industri dan perusahaan perlu terus bekarya. Mereka harus mampu doing much (berusaha berkarya banyak).
Contohnya :
• Berlatih musik
• Berlatih salah satu cabang olahraga
• Melakukan penelitian ilmiah

3. Belajar hidup bersama (learning to live together)
Dalam kehidupan global, kita tidak hanya berinteraksi dengan beraneka kelompok etnik, daerah, budaya, ras, agama, kepakaran, dan profesi, tetapi hidup bersama dan bekerja sama dengan aneka kelompok tersebut. Agar mampu berinteraksi, berkomonikasi, bekerja sama dan hidup bersama antar kelompok dituntut belajar hidup bersama. Tiap kelompok memiliki latar belakang pendidikan, kebudayaan, tradisi, dan tahap perkembangan yang berbeda, agar bisa bekerjasama dan hidup rukun, mereka harus banyak belajar hidup bersama, being sociable (berusaha membina kehidupan bersama).
Contohnya :
• Mengikuti organisasi di kampus
• Aktif dalam kegiatan di lingkungan tempat tinggal
• Saling menghormati antar umat beragama

4. Belajar berkembang utuh (learning to be)

Tantangan kehidupan yang berkembang cepat dan sangat kompleks, menuntut pengembangan manusia secara utuh. Manusia yang seluruh aspek kepribadiannya berkembang secara optimal dan seimbang, baik aspek intelektual, emosi, sosial, fisik, maupun moral. Untuk mencapai sasaran demikian individu dituntut banyak belajar mengembangkan seluruh aspek kepribadiannya. Sebenarnya tuntutan perkembangan kehidupan global, bukan hanya menuntut berkembangnya manusia secara menyeluruh dan utuh, tetapi juga manusia utuh yang unggul. Untuk itu mereka harus berusaha banyak mencapai keunggulan (being excellence). Keunggulan diperkuat dengan moral yang kuat. Individu-individu global harus berupaya bermoral kuat atau being morally.

Dan pada beberapa tujuan menyeluruh:

    Mencapai kualitas pendidikan untuk semua pembelajaran dan seumur hidup

·       Memobilisasi pengetahuan ilmu pengetahuan dan kebijakan untuk pembangunan berkelanjutan

    Mengatasi muncul tantangan sosial dan etika
    Pembinaan keragaman budaya , dialog antar budaya dan budaya perdamaian
    Membangun masyarakat pengetahuan inklusif melalui informasi dan komunikasi
                                           
Anggota UNESCO :

Afghanistan
Andorra 
Argentina
Armenia
Australia
Austria 
Bangladesh
Barbados
Belgium
Belize
Bolivia
Brazil
Bulgaria
Cambodia
Cameroon
Canada
Central African Republic
Chile
China
Comoros
Costa Rica
Cuba
Cyprus
Czech Republic
Democratic Republic of the Congo
Denmark
Ecuador
Egypt
Estonia
Finland 
France
Gabon
Germany
Greece
Guyana
Honduras
Hungary
Iceland
India 
Indonesia
Ireland
Israel
Italy
Japan
Kazakhstan
Kenya
Kuwait
Libyan Arab Jamahiriya
Liechtenstein 
Luxembourg
Madagascar
Malaysia 
Mexico
Moldova
Monaco
Mongolia
Morocco
Mozambique
Myanmar
Netherlands
New Zealand
Nicaragua
Nigeria
Norway
Oman
Pakistan
Panama
Philippines
Poland
Portugal
Qatar
Republic of Korea
Russian Federation
Saudi Arabia
Senegal
Singapore
Slovak Republic
South Africa
Spain
Sri Lanka
Sweden
Switzerland
Thailand
The United Kingdom
Tunisia
Turkey
Turkmenistan
United Arab Emirates
Uruguay
USA
Vietnam


Related Posts:

2 komentar:

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net